Teman Yang Cantik Dan Jago Nyepong
Teman Kuliah Yang Cantik Dan Jago Nyepong Batang Kemaluan -
Hallo teman Cerita Dewasa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul :
Teman Yang Cantik Dan Jago Nyepong, kami telah mempersiapkan artikel ini
dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Agen JudiOnline, Artikel ceritaSex, Artikel Poker online, yang kami tulis ini dapat anda pahami.
baiklah, selamat membaca.
Judul : Teman Yang Cantik Dan Jago Nyepong
Hallo teman Cerita Dewasa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul :
Teman Yang Cantik Dan Jago Nyepong, kami telah mempersiapkan artikel ini
dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Agen JudiOnline, Artikel ceritaSex, Artikel Poker online, yang kami tulis ini dapat anda pahami.
baiklah, selamat membaca.
Judul : Teman Yang Cantik Dan Jago Nyepong
Planetpoker1.com – Cerita mesum cewek cantik yang jago nyepong kontol
saat aku main ke rumahnya dengan judul ” Teman Yang Cantik Dan Jago Nyepong ”
yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks, selamat menikmati.
saat aku main ke rumahnya dengan judul ” Teman Yang Cantik Dan Jago Nyepong ”
yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks, selamat menikmati.
Saya punya kenalan anak fakultas sastra, namanya Susanty.
Anaknya cantik, kulitnya putih bersih dan mulus, maklum anak keturunan negeri seberang.
Suatu waktu, saya jemput Susanty dari kuliahnya untuk pulang.
Sesampainya di rumah Susanty di bilangan Cempaka,
dia mengajak saya masuk karena katanya rumahnya kosong sampai besok siang.
Sayapun masuk dan duduk di sofa ruang tamunya.
Setelah menutup pintu depan, dia masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan ganti baju.
Tidak lama kemudian dia datang dengan baju kaos dan rok pendek
sambil membawa dua minuman dan duduk di samping saya.
Anaknya cantik, kulitnya putih bersih dan mulus, maklum anak keturunan negeri seberang.
Suatu waktu, saya jemput Susanty dari kuliahnya untuk pulang.
Sesampainya di rumah Susanty di bilangan Cempaka,
dia mengajak saya masuk karena katanya rumahnya kosong sampai besok siang.
Sayapun masuk dan duduk di sofa ruang tamunya.
Setelah menutup pintu depan, dia masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan ganti baju.
Tidak lama kemudian dia datang dengan baju kaos dan rok pendek
sambil membawa dua minuman dan duduk di samping saya.
Busyet, saya bisa mencium harum tubuhnya dengan jelas.
Dan terus terang tiba-tiba saya terangsang dan mulai membayangkan keindahan tubuh
Susanty bila tanpa busana. Secara tidak sadar,
saya menatap tubuh segarnya dan membuat Susanty bingung.
“Kenapa sih Di?”, tanyanya. Saya cepat-cepat sadar dari lamunan erotis saya.
“Ngga…, lu kelihatan laen dari biasanya”.
“Lain apanya Di…?”, sambil menumpangkan salah satu kakinya ke kaki satunya.
Busyet, pahanya putih sekali. Birahi sayapun tambah terangkat.
Pikiran erotis saya mulai bergelora lagi,
menghayalkan seandainya saya bisa meraba-raba kemulusan pahanya.
“Heh..!”, katanya sambil tertawa dan menepuk bahu saya,
“Ngeliat apaan hayo, ngeres deh lo!”.
Dan terus terang tiba-tiba saya terangsang dan mulai membayangkan keindahan tubuh
Susanty bila tanpa busana. Secara tidak sadar,
saya menatap tubuh segarnya dan membuat Susanty bingung.
“Kenapa sih Di?”, tanyanya. Saya cepat-cepat sadar dari lamunan erotis saya.
“Ngga…, lu kelihatan laen dari biasanya”.
“Lain apanya Di…?”, sambil menumpangkan salah satu kakinya ke kaki satunya.
Busyet, pahanya putih sekali. Birahi sayapun tambah terangkat.
Pikiran erotis saya mulai bergelora lagi,
menghayalkan seandainya saya bisa meraba-raba kemulusan pahanya.
“Heh..!”, katanya sambil tertawa dan menepuk bahu saya,
“Ngeliat apaan hayo, ngeres deh lo!”.
Saya cuma bisa tersenyum,
“San, panas ya di sini?”, sambil saya mengambil saputangan di kantong celana.
“Iya yah, lo udah mulai keringetan begini”.
Tiba-tiba saja dia mengelap keringat di dahi saya memakai tisunya.
Dalam keadaan berdekatan seperti ini, saya punya inisiatif untuk memeluk dan menciumnya.
Dan benar deh, Susanty sudah berada dalam pelukan saya,
dan bibirnya sudah dalam lumatan bibir saya.
Dia sama sekali tidak berontak dan mulai memejamkan matanya menikmati percumbuan ini.
Tangannya perlahan berganti posisi memeluk leher saya.
“San, panas ya di sini?”, sambil saya mengambil saputangan di kantong celana.
“Iya yah, lo udah mulai keringetan begini”.
Tiba-tiba saja dia mengelap keringat di dahi saya memakai tisunya.
Dalam keadaan berdekatan seperti ini, saya punya inisiatif untuk memeluk dan menciumnya.
Dan benar deh, Susanty sudah berada dalam pelukan saya,
dan bibirnya sudah dalam lumatan bibir saya.
Dia sama sekali tidak berontak dan mulai memejamkan matanya menikmati percumbuan ini.
Tangannya perlahan berganti posisi memeluk leher saya.
Tangan saya yang tadi memegang pinggulnya,
turun perlahan ke pangkal pahanya dan akhirnya saya berhasil merasakan betapa mulus
dan lembutnya paha Susanty.
Saya meraba naik turun sambil sedikit meremasnya.
Rasanya agak bangga juga saya mulai bisa menyentuh bagian tubuhnya yang agak sensitif.
Sedang bibir kami masih saling berpagutan mesra dalam keadaan mata masih terpejam.
Lama-lama saya merasa kurang lengkap kalau hanya meraba bagian pahanya saja.
Tangan saya mulai naik lagi. Sekarang saya ingin sekali untuk menikmati buah dadanya.
Pikiran saya sudah melayang jauh.
Pelan tapi pasti saya mengangkat baju kaosnya untuk saya buka.
Dia tidak menolak, dan setelah saya buka bajunya,
kelihatanlah buah dadanya yang masih terbungkus rapi oleh BH-nya.
turun perlahan ke pangkal pahanya dan akhirnya saya berhasil merasakan betapa mulus
dan lembutnya paha Susanty.
Saya meraba naik turun sambil sedikit meremasnya.
Rasanya agak bangga juga saya mulai bisa menyentuh bagian tubuhnya yang agak sensitif.
Sedang bibir kami masih saling berpagutan mesra dalam keadaan mata masih terpejam.
Lama-lama saya merasa kurang lengkap kalau hanya meraba bagian pahanya saja.
Tangan saya mulai naik lagi. Sekarang saya ingin sekali untuk menikmati buah dadanya.
Pikiran saya sudah melayang jauh.
Pelan tapi pasti saya mengangkat baju kaosnya untuk saya buka.
Dia tidak menolak, dan setelah saya buka bajunya,
kelihatanlah buah dadanya yang masih terbungkus rapi oleh BH-nya.
Saya lumat lagi bibirnya sambil saya bawa tangan saya ke belakang tubuhnya.
Memeluk…, dan akhirnya saya mencari kancing pengait BH-nya untuk saya lepas.
Tidak berapa lama kemudian terlepaslah BH pembungkus buah dadanya.
Dan mulailah tersembul keindahan buah dadanya yang putih dengan puting kecoklatan
di atasnya. Akh, benar-benar merupakan tempat untuk berwisata yang paling indah dengan
pemandangan yang menakjubkan di seantero jagat.
Saya tambah gregetan melihat indahnya buah dada Susanty yang terawat rapi selama ini.
Memeluk…, dan akhirnya saya mencari kancing pengait BH-nya untuk saya lepas.
Tidak berapa lama kemudian terlepaslah BH pembungkus buah dadanya.
Dan mulailah tersembul keindahan buah dadanya yang putih dengan puting kecoklatan
di atasnya. Akh, benar-benar merupakan tempat untuk berwisata yang paling indah dengan
pemandangan yang menakjubkan di seantero jagat.
Saya tambah gregetan melihat indahnya buah dada Susanty yang terawat rapi selama ini.
Lotuspoker88.com - Akhirnya saya mulai meraba dan meremas-remas salah satu buah
dadanya dan kembali saya lumat bibir mungilnya.
Terdengar nafas Susanty mulai tidak teratur.
Kadang Susanty menghembuskan nafas dari hidungnya cepat hingga terdengar seperti
orang sedang mendesah.
Susanty membiarkan saya menikmati tubuhnya. Birahinya sudah hampir tidak tertahankan.
Saat saya rebahkan tubuhnya di sofa dan mulut saya siap melumat puting susunya,
Susanty menolak saya sambil mengatakan,
“Di, jangan di sini…, di kamar saya aja!”, ajaknya dan kemudian bangun, mengambil baju
kaos dan BH-nya di lantai dan berjalan menuju kamar tidurnya.
Saya mengikutinya dari belakang sambil membuka baju saya sendiri dan melepas kancing
celana saya.
dadanya dan kembali saya lumat bibir mungilnya.
Terdengar nafas Susanty mulai tidak teratur.
Kadang Susanty menghembuskan nafas dari hidungnya cepat hingga terdengar seperti
orang sedang mendesah.
Susanty membiarkan saya menikmati tubuhnya. Birahinya sudah hampir tidak tertahankan.
Saat saya rebahkan tubuhnya di sofa dan mulut saya siap melumat puting susunya,
Susanty menolak saya sambil mengatakan,
“Di, jangan di sini…, di kamar saya aja!”, ajaknya dan kemudian bangun, mengambil baju
kaos dan BH-nya di lantai dan berjalan menuju kamar tidurnya.
Saya mengikutinya dari belakang sambil membuka baju saya sendiri dan melepas kancing
celana saya.
Begitu pintu ditutup dan dikunci, saya langsung memeluk Susanty yang sudah telnjang
dada dan kembali melumat bibir mungilnya lalu meraba-raba tubuhnya sambil bersandar
di tembok kamarnya.
Lama-lama cumbuan saya mulai beralih ke lehernya yang jenjang dan menggelitik belakang
telinganya. Susanty mulai mendesah pertanda birahinya semakin menjadi-jadi.
Saking gemesnya saya sama tubuh Susanty, tidak lama tangan saya turun dan mulai
meraba dan meremas bongkahan pantatnya yang begitu montoknya. Susanty mulai
mengerang geli. Terlebih ketika saya lebih menurunkan cumbuan saya ke daerah dadanya,
dan menuju puncak bukit kembar yang menggelantung di dada Susanty.
Dalam posisi agak jongkok dan tangan saya memegang pinggulnya,
saya mulai menggerogoti puting susu Susanty satu persatu yang membuat Susanty
kadang
menggelinjang geli, dan sesekali melenguh geli. Saya jilat, gigit, kulum dan saya hisap puting
susu Susanty, hingga Susanty mulai lemas.
Tangannya yang bertumpu pada dinding kamar mulai mengendor.
Perlahan tangan saya meraba kedua pahanya lagi dan rabaan mulai naik menuju pangkal
pahanya. Dan saya mengaitkan beberapa jari saya di celana dalamnya dan,
“Srreet!”, Lepas sudah celana dalam Susanty. Saya raba pantatnya,
begitu mulus dan kenyal, sekenyal buah dadanya.
saya mulai menggerogoti puting susu Susanty satu persatu yang membuat Susanty
kadang
menggelinjang geli, dan sesekali melenguh geli. Saya jilat, gigit, kulum dan saya hisap puting
susu Susanty, hingga Susanty mulai lemas.
Tangannya yang bertumpu pada dinding kamar mulai mengendor.
Perlahan tangan saya meraba kedua pahanya lagi dan rabaan mulai naik menuju pangkal
pahanya. Dan saya mengaitkan beberapa jari saya di celana dalamnya dan,
“Srreet!”, Lepas sudah celana dalam Susanty. Saya raba pantatnya,
begitu mulus dan kenyal, sekenyal buah dadanya.
Dan saat rabaan saya yang berikutnya hampir mencapai daerah selangkangannya…,
tiba-tiba, “Di, di tempat tidur aja yuk..! saya capek berdiri nih”.
Sebelum membalikkan badannya, Susanty memelorotkan rok mininya di hadapan saya dan
tersenyum manis memandang ke arah saya. Wow, senyum itu…,
membuat saya kepingin cepat-cepat menggumulinya.
Apalagi Susanty tersenyum dalam keadaan tanpa busana.
Susanty mendekati saya, dan tangannya dengan lincah melepas celana panjang dan celana
dalam saya hingga kini bukan hanya dia saja yang bugil di kamarnya.
Batang kemaluan saya yang tegang mengeras menandakan bahwa saya sudah siap tempur
kapan saja. Tinggal menunggu lampu hijau menyala.
tiba-tiba, “Di, di tempat tidur aja yuk..! saya capek berdiri nih”.
Sebelum membalikkan badannya, Susanty memelorotkan rok mininya di hadapan saya dan
tersenyum manis memandang ke arah saya. Wow, senyum itu…,
membuat saya kepingin cepat-cepat menggumulinya.
Apalagi Susanty tersenyum dalam keadaan tanpa busana.
Susanty mendekati saya, dan tangannya dengan lincah melepas celana panjang dan celana
dalam saya hingga kini bukan hanya dia saja yang bugil di kamarnya.
Batang kemaluan saya yang tegang mengeras menandakan bahwa saya sudah siap tempur
kapan saja. Tinggal menunggu lampu hijau menyala.
Lalu Susanty mengambil tangan saya, menggandeng dan menarik saya ke ranjangnya.
Sesampainya di pinggir ranjang, Susanty berbalik dan mengisyaratkan agar saya tetap
berdiri dan kemudian Susanty duduk di sisi ranjangnya.
Oh, Susanty nyepong batang kemaluan saya dengan rakusnya. Gila, lalu dia dengan
ganasnyapula menggigit halus, menjilat dan nyepong batang kemaluan saya tanpa ada jeda
sedikitpun. Kepalanya maju mundur nyepong kemaluan saya hingga terlihat jelas betapa
kempot pipinya.
Sesampainya di pinggir ranjang, Susanty berbalik dan mengisyaratkan agar saya tetap
berdiri dan kemudian Susanty duduk di sisi ranjangnya.
Oh, Susanty nyepong batang kemaluan saya dengan rakusnya. Gila, lalu dia dengan
ganasnyapula menggigit halus, menjilat dan nyepong batang kemaluan saya tanpa ada jeda
sedikitpun. Kepalanya maju mundur nyepong kemaluan saya hingga terlihat jelas betapa
kempot pipinya.
Cerita sex – Saya berusaha mati-matian menahan ejakulasi yang saya rasakan agar saya
bisa mengimbangi permainannya. Kadang saya meringis nikmat saat Susanty mengeluarkan
beberapa jurus pamungkasnya dalam nyepong kemaluan saya. Wow, betapa nikmatnya
hingga menyentuh sumsum.
Sudah 15 menit Susanty nyepong batang kemaluan saya, lalu dia melepas mulutnya dari
batang kemaluan saya dan merebahkan tubuhnya telentang di atas ranjang.
Saya mengerti maksud Susanty ini. Dia minta gantian saya yang aktif.
Segera saya tindih tubuhnya dan mulai berciuman lagi untuk beberapa lamanya,
dan saya mulai mengalihkan cumbuan ke buah dadanya lagi,
kemudian saya turun lagi mencari sesuatu yang baru di daerah selangkangannya.
Susanty mengerti maksud saya. Dia segera membuka dan mengangkangkan kedua pahanya
lebar-lebar, membiarkan saya membenamkan muka saya di sekitar bibir vaginanya.
Kedua tangan saya lingkarkan di kedua pahanya dan membuka bibir vaginanya yang sudah
memerah dan basah itu.
Oh, rupanya sewaktu dia mandi sudah dibersihkan dan disabun dengan baik sehingga bau
vaginanya harum.
Ditambah menurut pengakuannya, bahwa dia tadi meminum ramuan pengharum vagina.
Tanpa buang waktu lagi,
saya menjulurkan lidah untuk menjilati bibir vaginanya dan clitorisnya yang tegang menonjol.
lebar-lebar, membiarkan saya membenamkan muka saya di sekitar bibir vaginanya.
Kedua tangan saya lingkarkan di kedua pahanya dan membuka bibir vaginanya yang sudah
memerah dan basah itu.
Oh, rupanya sewaktu dia mandi sudah dibersihkan dan disabun dengan baik sehingga bau
vaginanya harum.
Ditambah menurut pengakuannya, bahwa dia tadi meminum ramuan pengharum vagina.
Tanpa buang waktu lagi,
saya menjulurkan lidah untuk menjilati bibir vaginanya dan clitorisnya yang tegang menonjol.
Wow, Susanty menggelinjang hebat. Tubuhnya bergetar hebat. Desahannya mulai seru.
Matanya terpejam merasakan geli dan nikmatnya tarian lidah saya di liang sanggamanya.
Kadang pula Susanty melenguh, merintih,
bahkan berteriak kecil menikmati gelitik lidah saya.
Terlebih ketika saya julurkan lidah saya lebih dalam masuk ke liang vaginanya
sambil menggeser-geser ke clitorisnya.
Dan bibir saya melumat bibir vaginanya seperti orang sedang berciuman.
Vaginanya mulai berdenyut hebat, hidungnya mulai kembang kempis,dan akhirnya…
Matanya terpejam merasakan geli dan nikmatnya tarian lidah saya di liang sanggamanya.
Kadang pula Susanty melenguh, merintih,
bahkan berteriak kecil menikmati gelitik lidah saya.
Terlebih ketika saya julurkan lidah saya lebih dalam masuk ke liang vaginanya
sambil menggeser-geser ke clitorisnya.
Dan bibir saya melumat bibir vaginanya seperti orang sedang berciuman.
Vaginanya mulai berdenyut hebat, hidungnya mulai kembang kempis,dan akhirnya…
“Di…, ohh…, Di…, udahh…, entot saya Di..!”, Susanty mulai memohon kepada saya
untuk segera menyetubuhinya. Saya bangun dari daerah selangkangannya dan mulai
mengatur posisi di atas tubuhnya dan menindihnya sambil memasukkan batang kemaluan
saya ke dalam lorong vaginanya perlahan.
Dan akhirnya saya genjot vagina Susanty yang masih perawan itu secara perlahan dan
jantan. Masih sempit, tapi remasan liangnya membuat saya makin penasaran dan ketagihan. Akhirnya saya sampai pada posisi paling dalam, lalu perlahan saya tarik lagi.
Pelan, dan lama-kelamaan saya percepat
gerakan tersebut. Kemudian posisi demi posisi saya coba dengan dukungan Susanty.
untuk segera menyetubuhinya. Saya bangun dari daerah selangkangannya dan mulai
mengatur posisi di atas tubuhnya dan menindihnya sambil memasukkan batang kemaluan
saya ke dalam lorong vaginanya perlahan.
Dan akhirnya saya genjot vagina Susanty yang masih perawan itu secara perlahan dan
jantan. Masih sempit, tapi remasan liangnya membuat saya makin penasaran dan ketagihan. Akhirnya saya sampai pada posisi paling dalam, lalu perlahan saya tarik lagi.
Pelan, dan lama-kelamaan saya percepat
gerakan tersebut. Kemudian posisi demi posisi saya coba dengan dukungan Susanty.
Lotuspoker1.com - Saya sudah tidak sadar berada di mana.
Yang saya tahu semuanya sangat indah.
Rasanya saya seperti melayang terbang tinggi bersama Susanty.
Yang saya tahu, terakhir kali tubuh saya dan tubuh Susanty mengejang hebat.
Keringat membasahi tubuh saya dan tubuhnya.
Nafas kami sudah saling memburu.
Saya merasakan ada sesuatu yang muncrat banyak sekali dari batang kemaluan saya
sewaktu barang saya masih di dalam kehangatan liang sanggama Susanty.
Setelah itu saya tidak tahu apa lagi.
Sebelum saya tertidur saya sempat melihat jam. Alamak!, dua setengah jam.
Waktu saya sadar besoknya, Susanty masih tertidur pulas di samping saya,
masih tanpa busana dengan tubuh masih seindah sebelum saya bersenggama dengannya.
Sambil memandanginya, dalam hati saya berkata,
“Akhirnya saya bisa juga ngelampiasin nafsu yang saya pendam selama ini”.
Yang saya tahu semuanya sangat indah.
Rasanya saya seperti melayang terbang tinggi bersama Susanty.
Yang saya tahu, terakhir kali tubuh saya dan tubuh Susanty mengejang hebat.
Keringat membasahi tubuh saya dan tubuhnya.
Nafas kami sudah saling memburu.
Saya merasakan ada sesuatu yang muncrat banyak sekali dari batang kemaluan saya
sewaktu barang saya masih di dalam kehangatan liang sanggama Susanty.
Setelah itu saya tidak tahu apa lagi.
Sebelum saya tertidur saya sempat melihat jam. Alamak!, dua setengah jam.
Waktu saya sadar besoknya, Susanty masih tertidur pulas di samping saya,
masih tanpa busana dengan tubuh masih seindah sebelum saya bersenggama dengannya.
Sambil memandanginya, dalam hati saya berkata,
“Akhirnya saya bisa juga ngelampiasin nafsu yang saya pendam selama ini”.
Thank’s banget San…, kalo nggak ada lo,
saya kagak tau deh ke mana saya bawa nafsu saya ini”, saya kecup keningnya,
lalu saya segera berpakaian dan siap pergi dari rumah Susanty setelah saya lihat jam di
mejanya, mengingatkan saya bahwa sebentar lagi keluarganya segera datang.
Saya kagak mau konyol kepergok lagi bugil berduaan bersama dengannya.
Apalagi masih ada noda darah perawan di sprei tempat tidurnya.
Saya bangunkan dia dan berkata bahwa lain kali sebaiknya kita main di villa saya, di Bogor,
dengan alasan lebih aman dan bebas.
-TAMAT
Cerita Dewasa, Cerita Sex, Cerita Ngentot, Cerita Hot, Cerita Dewasa Terbaru, Kisah Seks, Cerita Bokep, Cerita Mesum, Cerita Bokep Indo, Cerita Porno
saya kagak tau deh ke mana saya bawa nafsu saya ini”, saya kecup keningnya,
lalu saya segera berpakaian dan siap pergi dari rumah Susanty setelah saya lihat jam di
mejanya, mengingatkan saya bahwa sebentar lagi keluarganya segera datang.
Saya kagak mau konyol kepergok lagi bugil berduaan bersama dengannya.
Apalagi masih ada noda darah perawan di sprei tempat tidurnya.
Saya bangunkan dia dan berkata bahwa lain kali sebaiknya kita main di villa saya, di Bogor,
dengan alasan lebih aman dan bebas.
-TAMAT
Cerita Dewasa, Cerita Sex, Cerita Ngentot, Cerita Hot, Cerita Dewasa Terbaru, Kisah Seks, Cerita Bokep, Cerita Mesum, Cerita Bokep Indo, Cerita Porno
About Cerita Dewasa
Kumpulan cerita sex terbaru bergambar hot lengkap berupa cerita dewasa, cerita mesum, cerita ngentot, cerita selingkuh dan cerita seks pemerkosaan.
0 komentar:
Posting Komentar